Pengembangan Kurikulum
Kemajuan ilmu dan teknologi bukanlah hal yang bisa
kita hindari. Hal tersebut bermunculan seiring dengan perkembangan era
globalisasi. Hal ini juga yang membuat perubahan-perubahan dalam segala aspek
yang ada di masyarakat. Tidak terkecuali tentunya dalam aspek Pendidikan.
Menanggapi kemajuan ilmu dan teknologi dan perubahan social di masyarakat
tentunya berdampak juga pada kebutuhan dari peserta didik. Maka dari itu suatu
sistem pembelajaran tentunya akan mengalami perkembangan seiring permasalahan
diatas. Sebelumnya telah kita bahas bersama mengenai konsep dasar kurikulum.
Sekarang kita akan membahas tentang perkembangan dari kurikulum
Dalam proses pengembangan suatu kurikulum tentunya
memiliki beberapa tahapan yang mendasar yaitu: 1) Desain, 2) Implementasi, 3)
Evaluasi, 4) Penyempurnaan. Pada materi sebelumnya telah kita bahas bahwa
Pendidikan memiliki tujuan yang hendak dicapai maka kurikulum menjadi alat
untuk mencapainya. Tentunya untuk mengetahui apakah alat tersebut mampu
mempermudah untuk mencapai tujuan, harus kita pertimbangkan mengenai desain
atau rancangan atau blueprint dari alat tersebut, jika dirasa cocok barulah
kita mulai uji coba. Tentunya dalam uji coba tidak terlepas dari yang namannya kekurangan
ataupun kegagalan. Namun hal itu justru menjadi suatu kemajuan karena kita
mampu untuk mengevaluasi apakah kekurangan dari alat tersebut kemudian bisa
diperbaiki atau ditambakan sehingga mampu sempurna. Analoginya hampir sama
dengan praktek yang dilakukan Thomas Alfa Edison dalam membuat bola lampu. Dia
ratusan kali mendesain blueprint dari bola lampu, hingga mengalami kegagalan
secara terus-menerus, tapi dari hal itu dia tahu apa factor yang diperlukan dan
yang harus dihilangkan, sehingga akhirnya dia mampu menyempurnakan penemuannya
yang kita rasakan manfaatnya sampai sekarang. Kurikulum pun memiliki tahap
sedemikian rupa.
Thomas Kuhn membentuk tahapan-tahapan tersendiri dalam
munculnya suatu konsep ilmu atau kurikulum. Pertama yaitu
pra-paradigma-prasscience => Paradigma => Norma Science => Anomali
Kritis => Revolusi Paradigma Baru. Pra-paradigma-prascience adalah terjadi
pandangan yang berbeda-beda antar individu atau kelompok (bisa dibilang ini
masa diskusi). Hal inilah yang akhirnya mungkin menimbulkan suatu konsep
masing-masing kelompok atau individu yang akhirnya diyakini sebagai konsep
bersama atau Paradigma. Sebuah paradigma tunggal ini akan membimbing pada tahap
Norma Science yaitu tahap dimana suatu konsep akan dilindungi dari kritik dan
tuduhan kesalahan. Tahap ini akan melibatkan usaha terperinci dan terorganisir
untuk mampu menyebarluaskannya pada khalayak. Namun meski telah mencapai tahap
ini, tidak bisa dipungkiri tidak akan ada konsep lain yang mungkin bertentangan
yang muncul. Biasanya ini akan mampu menggoyahkan keyakinan dari salah satu
konsep yang ada (Anomali Kritis). Saat terjadi perpindahan dari paradigma lama
ke paradigma yang baru inilah yang disebut Thomas Kuhn sebagai tahap Revolusi
Paradigma.
Jika dikaitkan dengan kurikulum maka akan bisa
dinyatakan bahwa kurikulum dibuat dengan diskusi antar civitas akademika,
kemudian terbentuk suatu kurikulum yang baku dan memiliki aturan di dalamnya,
namun seiring dengan perubahan yang terjadi tentunya suatu kurikulum akan
dikembangkan lagi sesuai kondisinya. Kondisi yang seringkali dihadapi di
lingkungan adalah seperti; 1) cara memilih materi yang akan diajarkan, 2)
perbedaan pandangan para pengembang, 3) penerapan kurikulum pada setiap tingkat
pendidikan, 4) perumusan kurikulum yang fleksibel, 5) pengaruh pergantian
pimpinan, 6) insentif untuk penerapan kurikulum tersebut. Secara garis besar
seperti itulah tahapan yang akan dialami dalam pengembangan kurikulum.
Komentar
Posting Komentar