Langsung ke konten utama
KONSEP KURIKULUM

Kurikulum secara etimologis terdiri dari kata “curir” dan “curere”. Curir artinya pelari dan Curere adalah tempat berpacu / jarak. Ditinjau secara sejarah, dulu konsep kurikulum dipakai dalam olahraga, seperti atletik. Namun jika dikaitkan dengan konsep pendidikan maka dapat diistilahkan bahwa kurikulum adalah “jarak atau tahapan yang harus ditempuh oleh peserta didik untuk mencapai garis finish (gelar, tujuan pembelajaran).”
Beane dkk (1991) mendefinisikan kurikulum menjadi 4 bagian, yaitu ; 1) kurikulum sebagai produk, 2) kurikulum sebagai program, 3) kurikulum sebagai tujuan terencana, 4) kurikulum sebagai pengalaman belajar. Setiap konsep kurikulum yang disampaikan Beane dkk di atas memiliki peranan masing-masing di pendidikan.
1.      Kurikulum sebagai Produk
Artinya, kurikulum memiliki bentuk yang konkret yang mampu diamati seperti dokumen, sebagai hasil kerja dari suatu kelompok
2.      Kurikulum sebagai Program
Suatu konsep pembelajaran pastinya memiliki bab dan subbab. Misal Matematika, maka kita akan mempelajari penjumlahan, lalu pengurangan, perkalian, dan pembagian. Serangkaian kegiatan di atas itulah yang disebut program. Atau secara istilah adalah serangkaian kegiatan yang mengarahkan pada konsep awal (tujuan).
3.      Kurikulum sebagai Tujuan Terencana
Kurikulum mampu membantu peserta didik untuk membuat target masing-masing yang hendak dicapai atau dikuasai dalam pembelajaran. Misal kita belajar teknik komputer, dijelaskan tentang bab-bab yang hendak dipelajari, seperti perakitan, pemrograman, dll.  Maka disini peserta didik mampu untuk membuat target masing-masing yang hendak dicapai dalam setiap bab.
4.      Kurikulum sebagai Pengalaman Belajar.
Sebaik apapun kurikulum jika tidak diimbangi dengan pendidik yang kompeten tidak akan memberikan manfaat, demikian pula sebaliknya. Faktor inilah yang akhirnya membuat peserta didik memperoleh persepsi yang berbeda-beda meski mendalami satu konsep pembelajaran yang sama.
Kurikulum memiliki peran penting dalam pendidikan. Analoginya seseorang ingin menjadi dosen, maka dia harus giat belajar, menyelesaikan pendidikan tinggi, mempunyai sertifikat, dsb. Jika ditarik pada pendidikan, pendidikan di Indonesia memiliki tujuan, maka untuk mencapai tujuan itu kurikulum menjadi alat dan tahapan yang harus ditempuh oleh semua civitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan Indonesia. Kurikulum memiliki kaitan erat dengan pendidikan. Realitasnya, terdapat 4 hubungan antara kurikulum dengan pendidikan.
1.      Saling terpisah & tidak berkaitan
2.      Memiliki keterkaitan sebagian
3.      Saling berkaitan
4.      Timbal – Balik
Munculnya kurikulum selain terjadinya hubungan pendidik dan peserta didik, juga dipengaruhi oleh lingkungan (alam, social, budaya, ekonomi, religi, dsb). Oleh sebab itu, penerapan kurikulum di tiap daerah pasti berbeda disesuaikan oleh lingkungan masing-masing. Buruk akibatnya seandainya kurikulum tidak memiliki keselarasan dengan lingkungan. Yang terjadi penyampaian isi, proses, dan evaluasi kurikulum pun tidak akan lancar dan berpengaruh pada pendidikan suatu daerah atau negara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STANDARISASI EIA

STANDARISASI EIA DAN MAC ADDRESS 48 BI T        A.     EIA 568A dan EIA 568B             EIA merupakan sinonim atau kepanjangan dari Electronic Industries Alliance dan TIA merupakan sinonim atau kepanjangan dari Telecommunication Industry Association. Maksud dari arti EIA/TIA adalah merupakan standarisasi internasional stuktur kabel untuk telekomunikasi. Kabel yang paling sering kita temui adalah jenis UTP, SFTP.               Banyak yang menganggap EIA/TIA hanyalah standart untuk kabel jenis ethernet padahal EIA/TIA lebih global untuk telekomunikasi termasuk transfer voice suara (PABX).           1.       568B - 568A 568B merupakan urutan urutan kabel twisted pair, dalam hal ini kabel UTP atau SFTP.                          Urutan Kabel 568B Urutan Kabel 568A                                 putih-orange Hijau Putih orange Hijau putih-hijau Orange Putih biru Biru putih-biru

Arsy ALLAH

Memahami Arsy Allah   Ada sebuah pertanyaan mendasar. Apa yang mula-mula?. Jawabnya adalah Allah. Lantas siapa yang menciptakan alam semsesta beserta isinya?. Jawabnya adalah Allah. Lantas dari apa semua itu diciptakan?. Pasti kita akan menjawab dari Allah. Nah dari paham inilah ada beberapa manusia yang berpaham bahwa jiwa manusia itu bagian kecil dari jiwa Allah. Dan jiwa manusia setelah mati akan kembali berkumpul lagi dalam jiwa Allah. Apa benar?.   QS 112:4 “Tak ada yang setara dan serupa dengan Allah” Ayat diatas menegaskan bahwa tak ada yang setara atau serupa dengan Allah meski sekecil atom. Jadi kita bukanlah bagian dari Tuhan. Lalu kalau begitu dari apa alam semesta dan seluruh isinya diciptakan?. Jawabnya dari Firman. Lantas apa Firman itu?. Jujur mungkin hanya Allah yang tahu substansi Firman itu apa. Firman bisa dipahami sebagai yang menghubungkan Allah dengan ciptaan-NYA. YANG SATU (THE ONE AND ONLY) = ALLAH YANG DUA (SEBAB & AKIBAT) = FIRMAN (

Definisi Kurikulum

  A.     Pengertian Kurikulum Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa memahami konsep dasar dari kurikulum. Setiap orang, kelompok masyarakat, atau bahkan ahli pendidikan dapat mempunyai penafsiran yang berbeda tentang pengertian kurikulum. Berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh banyak ahli, dapat disimpulkan bahwa pengertian kurikulum dapat ditinjau dari dua sisi yang berbeda, yakni menurut pandangan lama dan pandangan baru (Oemar Hamalik, 2007). Selain pengertian diatas berikut juga ada pengertian mengenai kurikulum.       1.       Pengertian Kurikulum Berdasarkan Etimologis Secara etimologis istilah kurikulum yang dalam bahasa Inggris ditulis “curriculum” berasal dari bahasa Yunani yaitu “curir” yang berarti “pelari”, dan “c