ILMU PENDIDIKAN TEORITIS & PRAKTIS
Resume “Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis”
Penulis :
Drs. M. Ngalim Purwanto, MP.
Penerebit : PT Remaja Rosdakarya Bandung
P
|
endidikan dan pengajaran adalah dua kata
yang seolah memiliki makna yang sama. Sebenarnya kedua hal ini adalah hal yang
berbeda. Pendidikan atau sering disebut sebagai pedagogi adalah segala usaha
yang dilakukan orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin
perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. Sedangkan pengajaran
adalah merupakan alat yang harus dipergunakan dalam setiap mendidik anak.
Namun, pendidikan belakangan ini mulai melenceng dari arah yang sehausnya.
Usaha pembentukan ketrampilan yang ada dalam pendidikan sekarang seringkali
tidak dibekali dengan hakikat dan tujuan kenapa ketrampilan itu diperlukan,
sehingga membuat anak-anak tidak paham bagaimana menerapkan ketrampilan yang
mereka miliki. Hal sebaliknya juga berlaku, bahwa pembekalan teori semata tanpa
disertai pelatihan ketrampilan juga akan berakibat fatal pada kelangsungan
hidup anak-anak kedepan karena tidak berkompetensi. Contoh saja sekarang banyak
pendidik yang kurang kompeten dalam bidangnya sehingga tidak maksimal dalam
melakukan pelatihan.
Pendidik yang kompeten haruslah memiliki
tingkat kedewasaan dan pemahaman yang jauh lebih luas dari peserta didik serta
harus sesuai pada bidangnya. Pendidikan itu seperti pergaulan karena terjadi
interaksi antar dua atau beberapa orang dalam waktu yang bersamaan. Namun
pergaulan dapat disebut pendidikan jika terdapat pengaruh atau tujuan yang
hendak disampaikan oleh orang “dewasa” kepada “anak-anak” dalam rangka melatih
“kedewasaannya”. Namun dalam melatih “kedewasaan” tersebut dalam dunia
pendidikan terdapat dua teori yang bertentangan yaitu Tabularasa
(lingkungan) dan Nativisme (pembawaan).
Kemudian dari kedua teori tersebut muncullah teori Konvergensi yang menyatukan
dua teori tersebut.
Pemahaman teoritis juga merupakan hal
yang harus digarisbawahi oleh para pendidik atau orang “dewasa” dalam mendidik
disamping pembekalan ketrampilan. Seringkali pendidik atau orang “dewasa”
melupakan pemahaman dasar dan tujuan dari pembekalan ketrampilan kepada peserta
didik atau “anak-anak”. Sebelum menyampaikan pengaruh atau tujuan kepada
“anak-anak”, seharusnya pendidik atau orang “dewasa” sudah memiliki tujuan
pribadinya sendiri sehingga mereka akan mempunyai semangat pribadi dalam
menyampaikan tujuannya dan mudah untuk dipahami. Namun, disamping tujuan
pendidikan secara pribadi, perlu diperhatikan bahwa pendidikan juga termuat
dalam sistem kenegaraan terutama negara kita Indonesia. Perlu bagi kita semua
paham tentang tujuan pendidikan Indonesia agar mampu menyelaraskan tujuan
pendidikan pribadi agar nantinya tidak bertentangan dan mampu mencapai semua tujuan
pendidikan baik pribadi maupun kenegaraan. Adanya tujuan tersebut juga akan
membuat pendidik mampu untuk bisa menggunakan metode yang sesuai dalam
penyampaiannya pada “anak-anak” atau peserta didik.
Selain itu hal yang perlu diperhatikan
adalah penggunaan komunikasi penyampaian juga perlu diperhatikan. Seringkali
terjadi permasalahan bahwa “anak-anak” tidak menyukai suatu pembelajaran
dikarenakan sikap dari pendidiknya. Hal ini yang disebut sebagai Gezag
(Kewibawaan), bahwa siapa yang perkataannya mempunyai kekuatan mengikat
terhadap orang lain, berarti mempunyai kewibawaan atau gezag terhadap orang
lain.
Diharapkan setelah memahami tentang
teori dasar kapasitas pendidik dan peserta didik, pendidik baik itu orang tua
atau dosen dan guru mampu untuk mengimplementasikannya dalam lingkup
penndidikan. Buku ini sangatlah menarik untuk dipelajari bukan hanya oleh guru
atau dosen, bahkan menurut saya buku ini juga cocok untuk menjadi bacaan bagi
para orang tua. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa mendidik “anak-anak”
menuju “kedewasaan” dibentuk dari 2 faktor yaitu keturunan (pembawaan) dan
lingkungan. Maka langkah awal proses pendidikan selalu dimulai dari lingkup
keluarga. Para orang tua haruslah
menyadari hak dan kewajibannya untuk mendidik anak-anak mereka, yang merupakan
tugas langsung dari Sang Pencipta, sedangkan guru dan dosen akan memberikan
bantuan lewat pembelajaran tambahan lewat kurikulum yang dibuat oleh
pemerintah.
Penggunaan bahasa yang umum adalah salah
satu poin dimana buku ini bisa mudah dipahami bahkan oleh orang awan sekalipun.
Selain itu pemahaman teori yang didukung dengan aktivitas keseharian memudahkan
dalam pengimplementasiannya. Namun seringnya terjadi pengulangan pernyataan dan
pembeberan cakupan masalah yang seolah hasil penulis sendiri, kadang membuat
bosan dan tidak tahu kenapa bisa muncul masalah tersebut. Disamping itu semua
buku ini cukup menarik untuk bisa dipahami semua kalangan.Link resource : uny.ac.id
Komentar
Posting Komentar