A.
Pengertian Kurikulum
Kurikulum
sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam
seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di
dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam
penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa memahami konsep dasar dari kurikulum.
Setiap orang,
kelompok masyarakat, atau bahkan ahli pendidikan dapat mempunyai penafsiran
yang berbeda tentang pengertian kurikulum. Berdasarkan studi yang telah
dilakukan oleh banyak ahli, dapat disimpulkan bahwa pengertian kurikulum dapat
ditinjau dari dua sisi yang berbeda, yakni menurut pandangan lama dan pandangan
baru (Oemar Hamalik, 2007).
Selain pengertian diatas berikut juga ada
pengertian mengenai kurikulum.
1.
Pengertian Kurikulum Berdasarkan
Etimologis
Secara
etimologis istilah kurikulum yang dalam bahasa Inggris ditulis “curriculum”
berasal dari bahasa Yunani yaitu “curir” yang berarti “pelari”, dan “curere”
yang berarti “tempat berpacu”. Tidak heran jika dilihat dari arti harfiahnya,
istilah kurikulum tersebut pada awalnya digunakan dalam dunia Olah raga,
seperti bisa diperhatikan dari arti “pelari dan tempat berpacu”, yang
mengingatkan kita pada jenis olah raga Atletik.
2.
Pengertian Kurikulum Berdasarkan Istilah
Berawal
dari makna “curir” dan “curere” kurikulum berdasarkan istilah diartikan sebagai
“Jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish
untuk memeroleh medali atau penghargaan”. Pengertian tersebut kemudian
diadaptasikan ke dalam dunia pendididikan dan diartikan sebagai “Sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal hingga akhir program
demi memeroleh ijazah”
3.
Kurikulum menurut Undang-Undang No. 20
Tahun 2003
Menurut
UU no. 20 tahun 2003, kurikulum adalah “Seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu”. (Bab I Pasal 1 ayat 19).
B. Pendapat Ahli
1.
Murray Print (1993)
a. Kurikulum Sebagai Suatu Program Kegiatan
Yang Terencana.
Berdasarkan pandangan komprehensif
terhadap setiap kegiatan yang direncanakan untuk dialami seluruh siswa,
kurikulum berupaya menggabungkan ruang lingkup, rangkaian, interpretasi,
keseimbangan subject materi, teknik mengajar, dan lain-lain yang dapat
direncanakan sebelumnya (Saylor, Alexander, dan Lewis, 1986).
b. Kurikulum sebagai Hasil Belajar yang
Diharapkan
Kajian ini menekankan perubahan cara
pandang kurikulum, dari kurikulum sebagai alat (means) menjadi kurikulum
sebagai tujuan atau akhir yang akan dicapai (ends).
c. Kurikulum sebagai Reproduksi Kultural
(Cultural Reproduction)
Pengembangan kurikulum semacam ini
dimaksudkan untuk meneruskan nilai-nilai kultural kepada generasi penerus,
melalui lembaga penerus.
d. Kurikulum sebagai Curere
Pandangan yang menekankan pada bentuk
kata kerja kurikulum itu sendiri, yaitu curere. Sebagai pengganti interpretasi
dari etimologi arena pacu atau lomba (race course) kurikulum, curere merujuk
pada jalannya lomba dan menekankan masing-masing kapasitas individu untuk
mengkonseptualisasi otobiografinya sendiri.
Masing-masing individu berusaha
menemukan pengertian (meaning) ditengah-tengah berbagai peristiwa terakhir yang
dialaminya, kemudian bergerak secara historis ke dalam pengalamannya sendiri di
masa lampau untuk memulihkan dan membentuk kembali pengalaman semula (to
recover and reconstitute the origins), serta membayangkan dan menciptakan
berbagai arah yang saling bergantung dengan subdivisi-subdivisi pendidikan
lainnya.
2.
Beane, etc (1991)
a. Kurikulum sebagai produk
Merupakan hasil
perencanaan, pengembangan, dan perekayasaan kurikulum.
b.
Kurikulum sebagai program
Secara
esensial merupakan kurikulum yang berbentuk program-program pembelajaran secara
riil.
c.
Kurikulum sebagai hasil belajar yang ingin
dicapai oleh para siswa
Mendeskripsikan
kurikulum sebagai pengetahuan, keterampilan, perilaku, sikap dan berbagai
bentuk pemahaman terhadap mata pelajaran.
d.
Kurikulum sebagai pengalaman belajar
Menempatkan pengalaman
belajar sebagai hal yang sangat penting dalam pembelajaran.
3.
John Dewey
John
Dewey (1902) sudah sejak lama telah menggunakan istilah kurikulum dan
hubungannya dengan anak didik. Dewey menegaskan bahwa kurikulum dan anak didik
merupakan dua hal yang berbeda tetapi kedua-duanya adalah proses tunggal dalam
bidang pendidikan. Kurikulum merupakan suatu rekonstruksi berkelanjutan yang
memaparkan pengalaman belajar anak didik melalui suatu susunan pengetahuan yang
terorganisir dengan baik yang biasanya disebut kurikulum.
4.
Hilda Taba
“A
curriculum usually contains a statement of aims and of specific objectives; it
indicates some selection and organization of content; it either implies or
manifests certain patterns of learning and teaching, whether because the
objectives demand them or because the content organization requires them.
Finally, it includes a program of evaluation of the outcomes”. Pengertian
kurikulum menurut Hilda Taba menekankan pada tujuan suatu statemen,
tujuan-tujuan khusus, memilih dan mengorganisir suatu isi, implikasi dalam pola
pembelajaran dan adanya evaluasi.
5. Orlosky and Smith
Kurikulum
adalah bagian dari program sekolah. Kurikulum berisi apa yang diharapkan pada
siswa dalam pembelajaran.
6. Inlow (1966)
Kurikulum
adalah usaha menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing
murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah ditentukan.
KESIMPULAN
Saya tertarik
dengan arti kurikulum secara etimologi yaitu “curir” yang berarti “pelari”, dan
“curere” yang berarti “tempat berpacu”. Kemudian saya mencoba menggabungkannya
dengan istilah yang dikemukakan oleh John Dewey, sehingga menurut saya arti
kurikulum adalah suatu landasan pendidikan yang tersistematis dan terstruktur
yang menjadi pedoman penyampaian suatu materi pembelajaran kepada peserta didik
yang bertujuan untuk memahamkan materi pembelajaran secara keseluruhan
(kaffah).
Komentar
Posting Komentar